Tentang Saya



Dilihat sekilas, saya tipikal orang yang rapuh, yang apabila berada dalam sebuah komunitas saya adalah orang yang selalu diberi perintah bukan memerintah. Begitu pula dalam kelompok pertemanan, jenis seperti saya adalah jenis orang yang selalu diolok-olok kekurangannya. Jenis manusia yang selalu disiksa, ditekan tanpa berani melawan. Jenis yang apabila disakiti akan memilih menangis sendirian merasakan sakit daripada membalas dan mencaci orang yang menyakitinya.Meski tak semuanya benar, di beberapa kesempatan seperti itulah saya. Begitu selaras dengan pribadi saya yang umumnya menerima saja diperlakukan seperti apa pun. Saya orang yang sensitif dan terlampau humoris. Yang mana kombinasi keduanya membuat pribadi saya sebenarnya tak bisa ditebak. Saya biasa hidup dengan bergantung pada mood. Sisi sensitif saya membuat saya begitu mudah tersentuh juga mudah tersinggung. Sifat humoris saya membuat saya menerima saja semua guyonan teman yang beberapa melewati batas.Berteman dengan saya, anda akan selalu merasa nyaman jika bisa menjaga mood saya selalu dalam keadaan baik. Marahi saya, maki saya sampai hina saya pun akan saya anggap angin lalu.Tapi begini bahayanya!!!Jika guyonan anda sudah menyentuh sisi sensitif buruk saya (mudah tersinggung) maka akan sulit memunculkan sisi humoris saya dengan tingkah yang sangat lucu sekalipun. Jika mood saya sudah berubah, inilah tanda bahwa anda harus segera mengakhiri guyonan yang menyakiti hati saya.Tapi mudahnya saya… Anda akan segera tahu jika saya mulai merasa tidak nyaman. Saya akan diam, menyendiri, tak akan tertawa oleh lelucon, artinya saya sedang sakit hati.Ah tapi tenang saja. Anda tak perlu minta maaf. Saya mungkin akan menjadi sangat tidak menyenangkan selama beberapa waktu, ini adalah saat dimana saya mencoba menghilangkan sendiri kesakitan hati saya dan memunculkan kembali mood baik. Setelahnya, saya akan kembali ke sosok awal yang akan terpingkal-pingkal mendengar lelucon sederhana.Sosok seperti saya sebenarnya lebih berbahaya dibanding orang yang suka memberontak, karena kami tak terbiasa menyampaikan kesakithatian. Kami memilih menyimpannya sendiri lalu mencoba untuk mengobatinya juga dengan kesendirian. Kami yang bisa mengobati sendiri akan menjadi orang yang sangat pemaaf. Kami yang sulit untuk mengobati, itulah yang disebut pendendam! Senyum saja, saya bukan pendendam kok
 

0 comments:

Post a Comment

diooda